Minggu, 19 Februari 2012

Hakikat Kehidupan yang Sesungguhnya

Sumber: Judul Buku: Hidup Setelah Mati (Fase Perjalanan Manusia Menuju Akhirat) Bab.1
             Penyusun   : Kelompok Telaah Kitab Ar-Risalah
             Penerbit     : Granada Mediatama

     Setiap kita saat ini sebenarnya sedang berada dalam sebuah penantian menuju perjalanan yang meletihkan. Sebuah perjalanan panjang menuju negeri keabadian, negeri yang akan memisahkan orang-orang fajir dan orang-orang shalih yang beriman, negeri yang iman seseorang akan memberikan manfaat baginya sedang penyesalan seseorang tidak akan membawa manfaat baginya. Inilah sebuah fase perjalanan yang menyebabkan manusia akan brkata "Sungguh hidup kita di dunia tidak lebih dari sesaat saja". Bagaimana mereka tidak mengatakan bahwa 60 tahun hidup yang mereka jalani di dunia bagai hidup sesaat saja? Bukankah satu hari di padang mahsyar sepeerti 50.000 tahun hidup yang sesungguhnya. Bagaimana kita dapat membayangkan letih dan lamanya masa saat itu? Hidup dalam keadaan telanjang tanpa mengenakan selembar benangpun, berdiri di atas tanah yang hanya cukup untuk kedua telapak kaki, tanpa makanan dan minuman, tanpa naungan dan hiburan, tanpa hubungan nasab dan tali persaudaraan. Seluruh manusia dari sejak Adam hingga mereka yang menyaksikan kehancuran alam semesta akan dikumpulkan menjadi satu. Langit dan bumi sudah diganti dengan yang baru. Matahari didekatkan hingga satu mil di atas ubun-ubun manusia, keringat bercucuran dan semuanya hanya akan sibuk dengan dirinya sendiri. Sebuah pemandangan yang paling mengrikan dan menakutkan bagi setiap yang menyaksikan.
     Sesungguhnya seorang hamba dituntut untuk mengetahui masa depan hidupnya yang hakiki, sehingga ia akan mempersiapkan diri untuk menghadapinya. Setiap manusia akan membuat garis hidupnya untuk menghadapi kehidupan dunia ini dan masa depannya. Padahal sesaatnya kehidupan dunia itu tiadalah sebanding dengan kehidupan dan masa depannya yang hakiki itu. Dengan demikian, sudah selayaknya jika seorang mukmin yang berakal telah menggariskan untuk dunianya dan lebih-lebih akhiratnya.
     Ada seorang yang datang kepada Sufyan Ats Tsauri rhm lalu berkata: "Berilah aku nasehat"' kemudian Sufyan berkata: "Beramallah kamu untuk dunia sesuai dengan lamanya kamu tinggal di situ, dan beramallah kamu untuk akhiratmu berdasarkan kekekalan dan keselamatanmu di akhirat."1
     Kehidupan di dunia hanyalah ladang untuk beramal dan beribadah kepada Allah, demi meraih panen yang baik di akhirat kelak. Dunia adalah tempat beramal dan berkarya, dan akhirat adalah tempat hidup yang sebenarnya, karena di sanalah semua usaha manusia dan jin akan mendapatkan balasan yang setimpal.
Dengan demikian, kehidupan dunia sejatinya adalah medan ujian. Ujian untuk menentukan siapa yang taat kepada Allah dan siapa yang durhaka kepada-Nya. Ujian untuk menentukan siapa yang bersyukur kepada Allah dan siapa yang kufur kepada nikmat-Nya. Ujian untuk mengukur siapa yang lebih baik amal dan takwanya. Allah berfirman:
"Allah yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji kalian, siapakah di antara kalian yang paling baik amal perbuatannya." (QS. Al-Mulk: 2)
"Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk menguji mereka, siapakah di antara mereka yang paling baik amal perbuatannya." (QS. Al-Kahfi: 7)
"Dan Kami menguji mereka dengan nikmat-nikmat yang baik dan bencana-bencana yang buruk, agar mereka kembali kepada kebenaran." (QS. Al-A'raf: 168)
"Dan Kami menguji kalian dengan keburukan dan kebaikan sebagai fitnah (cobaan yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kalian akan dikembalikan." (QS. Al-Anbiya: 35)
      Menafsirkan ayat di atas, iamam Ibnu Katsir berkata: "Maksudnya adalah Kami menguji kalian, terkadang dengan berbagai musibah dan terkadang dengan berbagai kenikmatan. Kami akan melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang kufur; siapa yang bersabar dan siapa yang putus asa. Ebnu Abbas berkata: "Kami akan menguji kalian dengan kesusahan dan kelapangan, kesehatan dan penyakit, kekayaan dan kemiskinan, halal dan haram, ketaatan dan kemaksiatan, petunjuk dan kesesatan."2
     Tatkala nabi Sulaiman melihat singgasana ratu Saba dibawa ke hadapannya dalam waktu yang sangat singkat, tak melebihi waktu yang dibutuhkan untuk mengedipkan mata, ia mengatakan: "Ini adalah karunia dari Allah untuk mengujiku apakah aku akan bersyukur atau mengkufuri nikmat sendiri. Dan barang siapa yang kufur, maka sesungguhnya Rabbku Maha Kaya Lagi Maha Mulia." (QS. An-Naml: 40)
     Agar manusia dan jin tidak tertipu oleh keindahan hidup di dunia dan terpedaya oleh bujuk rayu setan, Allah memperingatkan mereka akan kecilnya kenikmatan hidup di dunia, bila dibandingkan dengan kenikmatan hidup di akhirat. Banyak ayat Al-Qur'an dan hadits nabawi yang menegaskan betapa remeh, tidak berharga, dan tercelanya dunia dengan segala bentuk keindahan dan perhiasannya.
     Allah berfirman :
     Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Ali Imran: 185)
     Dan kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh, akhirat itu adalah lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa, maka tidakkah kalian memahaminya. (QS. Al-An'am: 32)
     Dan kehidupan di dunia itu tidak lain hanyalah sendau gurau dan main-main belaka. Dan sesungguhna akhirat itu kehidupan yang sebenarnya, kalau mereka mengetahui. (QS. aL-Ankabut:64)
     Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itu negeri yang kekal. (QS. Ghaafir: 39)
     Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda-kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allahlah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali Imran: 14)
     Ketahuilah bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan, suatu yang melalaikan, perhiasan, dan bermegah-megah di antara kalian serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak. Ia seperti hujan yang tanaman-tanamannya mengagumkan para petani. Kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat nanti ada azab yang keras, ampunan dari Allah dan keridhaaan-Nya. Dan kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (QS. Al-Hadid: 20)
     Rasulullah bersabda:
     "Sekiranya nilai dunia ini di sisi Allah sebanding dengan satu sayap nyamuk, tentulah Allah tidak akan memberi kenikmatan dunia kepada seorang kafir pun, meski sekedar seteguk air minum."3

     Dari Mustaurid bin Syadad, ia berkata: Rasulallah bersabda:
     "Demi Allah! Tidaklah nilai kenikmatan hidup dunia di akhirat kelak kecuali seperti salah seorang di antara kalian yang memasukkan sebuah jarinya ke dalam air laut. Maka hendaklah ia melihat berapa banyak air yang menempel pada jarinya manakala diangkat dari dalam air laut."4

     Orang-orang yang beriman dan bertakwa tidak akan tertipu oleh keindahan hidup dunia dan bujuk rayu setan. Mereka akan mempergunakan seluruh kenikmatan duniawi yang mereka miliki sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mempersiapkan bekal ke akhirat kelak. Mereka hanya mengambil kenikmatan dunia sebatas apa yang mencukupi standar kelayakan hidup semata. Selebihnya mereka curahkan beramal shaleh demi mengharapkanan hidup yang lebih baik dan kekal di surga kelak. Sebagaimana firman Allah:
     Maukah kalian Aku beritahukan hal yang lebih baik dari seluruh harta kekayaan tersebut? Yaitu orang-orang yang bertakwa. Bagi mereka di sisi Rabb ada surga-surga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya. Bagi mereka pasangan-pasangan yang suci dan ridha dari Allah dan Allah maha Mengetahui hamba-hamba-Nya.

     Yaitu orang-orang yang mengatakan: "Wahai Rabb kami! Sesungguhnya kami telah beriman maka anpunilah dosa-dosa kami dan selamatkanlah kami dari siksa neraka."

    Mereka adalah orang-orang yang senantiasa bersabar, berkata jujur, tekun beribadah, gemar mensedekahkan sebagian harta, dan meminta ampunan Allah di waktu sahur. (QS. Ali Imran: 15-17)


Ups...?! Mataku sudah berkunang-kunang, badan terasa nyeri, kaki dan tangan jadi kaku, terlebih jemari sepertinya enggan untuk melanjutkan ketak-ketik.. Padahal tugas ini belum selesai... Ah... Biarin?!! Aku lanjutkan besok saja yah..
Baca Selengkapnya...

Sabtu, 04 Februari 2012

Merenungi Kedahsyatan Hari Kiamat

Merenungi Kedahsyatan Hari Kiamat




     Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta'alla yang telah mengangkat dan menghindarkan orang-orang terhormat dari kecenderungan kepada kehidupan dunia ini, dan Dia menganugerahkan kebaikan-Nya kepada penghuni surga di alam akhirat, serta menjalankan ketentuan yang telah ditetapkan-Nya kepada setiap orang dari penghuni surga atau neraka. Maha Suci Allah yang telah memudahkan setiap makhluk kepada apa yang menjadikan ketentuan nasibnya masing-masing:
     Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing:. Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya. (QS. Al Isra 84)
     Aku memuji Allah Subhanahu Wa Ta'alla yang Maha Suci dan bersyukur kepada-Nya serta bersyukur terhadap apapun atas nikmatnya yang pantas disyukuri sehingga alam memberikan pengaruh positif sebagaimana firman Allah:
     "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih" (QS. Ibrahim: 7)
     Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya Yang Esa dalam kekuasaan-Nya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengamun.
     Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya yang telah diutus kepada seluruh makhluk sebagai rahmat bagi alam semesta, bintang kebenaran telah datang dan busuknya telah menyebar bagai api menuju segala penjuru, maka diapun menegakkan pondasi-pondasi agama dan membangun menara kebenaran, dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam mendatangi ka'bah sementara berhala-berhala memasuki serambi Ka'bah, pada saat kezaliman dan kebatilan memenuhi hati masyarakat kafir Quraisy, namun Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam menunjuk ke arah patung-patung tersebut dengan sebuah tongkat sambil mengatakan:
     Dan katakanlah: "Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS. Al Isra:81)
     Amma Ba'du: Wahai sekalian manusia bertaqwalah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla dan ketahuilah bahwa balasan suatu amalan pasti akan terjadi dan balasan tersebut akan sesuai dengan amal seseorang, jika perbuatan seseorang baik maka dia akan dibalas dengan kebaikan namun jika amal seseorang buruk maka balasan amal tersebut adalah keburukan pula sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala:
     Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu." Barang siapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barang siapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersaesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang tidak dapat memikul dosa orang lain, dan Kami akan mengazab sebelum Kami mengutus seorang rasul. (QS. Al Isra; 13-15)
Dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wa Sallam bersabda, "Manusia akan mendapat balasan terhadap apa yang mereka kerjakan, jika mereka berbuat baik maka balasannya adalah kebaikan dan jika perbuatan mereka buruk maka balasan mereka adalah keburukan".
     Dan sadarilah bahwa yang akan membalas perbuatan orang-orang yang durhaka adalah Allah Subhanahu Wa Ta'alla yang Maha Perkasa pada hari di mana jembatan shirat dipasang di atas neraka jahanam dan setiap manusia akan melewatinya berdasarkan kualitas amal mereka, ada yang melewatinya secepat kedipan mata, atau secepat kilat yang menyambar atau angin, atau kuda yang kencang sebagaimana dijelaskan di dalam hadits yang sahih. Kebenaran ini akan tersingkap bagi orang yang mengingkari pada hari di mana orang-orang bahagia diridhai oleh Allah Subhanahu Wa Ta'alla di dalam surga penuh dengan kenikmatan yang diliputi oleh ketentraman dan rizki yang berlimpah serta kenyamanan di dalam surga:
     "Dan naungan yang terbentang luas, dan air yang tercurah, dan buah-buahan yang banyak, yang tidak berhenti (buahnya) dan tidak terlarang mengambilnya, dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk. (QS. Al Wakiah:30-34)
     Mereka menyaksikan orang-orang yang sengsara disiksa di dalam api neraka, mereka diberi minum dari air timah yang mendidih.
     Tidak diringankan azab itu dari mereka dan mereka di dalamnya berputus asa (QS. Al Zukhruf:75)
Para penghuni neraka sangat menyesal dan seandainya mereka bisa dikembalikan hidup di dunia mereka ingin memperbaiki amal-amal mereka, namun alangkah malangnya mereka sebab tidak mungkin mereka dikembalikan ke dunia lagi. Allah Subahanahu Wa Ta'alla berfirman:
     Adapun orang-orang yang celaka. maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas dengan merintih.Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang Dia kehendaki. (QS. Hud: 16-17)
     Waspadalah terhadap kemurkaan Allah Subhanahu Wa Ta'alla, karena semua alasan akan tertolak di hadapan Allah Subhanahu Wa Ta'alla Yang Maha Mengetahui segala rahasia. Segeralah beramal shaleh, singkirlah kelalaian dengan banyak beramal shaleh, aku tidak memberikan nasehat, tapi hanya sekedar sebagai hiasan luar dan apakah siang tidak bisa dipandang oleh mata yang terbuka?. Selamatkanlah diri dari menangguh-nangguhkan kebaikan, kembalilah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla sebelum terbongkarnya segala kesalahan pada hari dibangkitnya makhluk dari kubur, mereka masing-masing menyingkap apa-apa yang tersimpan di dalam dada dan membuka apa-apa yang tersimpan di dalam dada dan membuka segala kerahasiaan, pada hari kezaliman dan orang yang berlaku zalim didatangkan dengan kebinasaan di hadapan api nereka:
     Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang lalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul". Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrab(ku). Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Qur'an ketika Al Qur'an itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (QS. Al Furqon:27-29).
     Semoga Allah Subhanahu Wa Ta'alla memberikan manfaat bagiku dan bagi kalian dengan ayat-ayat Allah Yang Maha Bijaksana yang tertera didalamnya. Hanya inilah yang bisa aku katakan dan aku memohon ampunan bagi diriku dan bagi kalian serta seluruh kaum muslimin kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla yang Maha Mulia dari segala dosa. Mohonlah ampun kepada-Nya dan bertaubatlah kepada Allah Subhanahu Wa Ta'alla, sebab Dia adalah zat Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
Sumber artikel:islamhouse.com
Baca Selengkapnya...

Kamis, 02 Februari 2012

Sekilas tentang Qadha dan Qadhar

Sekilas tentang Qadha dan Qadhar




Oleh:Al Usaimin
     Segala puji bagi Allah SWT yang telah mengutus hamba-Nya Muhammad SAW dengan membawa kebenaran, menyampaikan amanat kepada ummat dan berjihad di jalan-Nya hingga akhir hayat. Semoga shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada beliau, berikut para keluarga, sahabat dan pengikutnya yang setia.

     Dalam pertemuan ini, kami akan membahas suatu masalah yang kami anggap sangat penting bagi kita umat Islam, yaitu masalah qahda dan qadar. Mudah-mudahan Allah SWT membukakan pintu karunia dan rahmat-Nya bagi kita, menjadikan kita termasuk para pembimbing yang mengikuti jalan kebenaran dan para pembina yang membawa pembaharuan.

     sebenarnya masalah ini sudah jelas. Akan tetapi kalau bukan karena banyaknya pertanyaan dan banyaknya orang yang masih kabur dalam memahami masalah ini serta banyaknya orang yang membicarakannya, yang kadangkala benar tetapi seringkali salah; di samping itu tersebarnya pemahaman-pemahaman yang hanya mengikuti hawa nafsu dan adanya orang-orang fasik yang berdalih dengan qadha dan qadar untuk kefasikannya; seandainya bukan karena itu semua, niscaya kami tidak akan berbicara tentang masalah ini.

     Sudah sejak dahulu masalah qadha dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam. Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW keluar menemui sahabatnya, ketika itu mereka sedang berselisih tentang masalah qadha dan qadar maka beliau melarangnya dan memperingatkan bahwa kehancuran umat-umat terdahulu tiada lain karena perdebatan seperti ini.

     Walaupun masalah qadha dan qadar menjadi ajang perselisihan di kalangan umat Islam, tetapi Allah SWT telah membuka hati para hamba-Nya yang beriman, yaitu para salaf shaleh yang mereka itu senantiasa menempuh jalan kebenaran dalam pemahaman dan pendapat. Menurut mereka qadha dan qadar adalah termasuk rububiyah Allah atas makhluk-Nya. Maka masalah ini termasuk dalam salah satu diantara tiga macam tauhid menurut pembagian ulama:

Pertama: tauhid Al-Uluhiyah, ialah mengesakan Allah SWT dalam beribadah, yakni beribadah hanya kepada Allah dan karena-Nya semata.

Kedua: tauhid Ar-Rububiyah, ialah mengesakan Allah SWT dalam perbuatan-Nya, yakni mengimani dan meyakini bahwa hanya Allah yang mencipta, menguasai dan mengatur alam semesta ini.

Ketiga: tauhid Al-Asma wash-Shifat, ialah mengesakan Allah dalam asma dan sifat-Nya. Artinya mengimani bahwa tidak ada makhluk yang serupa dangan Allah dalam dzat, asma maupun sifat.

     Iman kepada qadar adalah termasuk tauhid Ar Rububiyah. Oleh karena itu imam Ahmad rahimahullah berkata: "Qadar adalah merupakan kekuasaan Allah. Karena tak syak lagi, Qadar (takdir) termasuk qudrat dan kekuasaan-Nya yang menyeluruh, di samping itu, qadar adalah rahasia Allah yang tersembunyi, tak ada seorang pun yang dapat mengetahuinya kecuali dia, tertulis di lauh mahfuzh dan tak ada seorangpun yang dapat melihatnya. Kita tidak tahu, takdir baik atau buruk yang telah ditentukan untuk kita maupun untuk makhluk lainnya, kecuali setelah terjadi atau berdasarkan nash yang shahih.

     Umat Islam dalam masalah qadar ini terpecah menjadi tiga golongan:

     Pertama: mereka yang ekstrim dalam menetapkan qadae dan menolak adanya kehendak dan kemampuan makhluk. Mereka berpendapat bahwa manusia sama sekali tidak mempunyai kemampuan dan keinginan, dia hanya dikemudikan dan tidak mempunyai pilihan, laksana bulu yang tertiup angin. Mereka tidak membedakan antara perbuatan manusia yang terjadi atas kehendaknya dan perbuatan yang erjadi diluar kehendaknya, tentu saja mereka ini keliru dan sesat, karena sudah jelas menurut agama, akal dan adat kebiasaan bahwa manusia dapat membedakan antara perbuatan yang di kehendaki dan perbuatan yang terpaksa.

     Kedua: mereka yang ekstrim dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk  sehingga mereka menolak bahwa apa yang diperbuat manusia adalah karena kehendak dan keinginan Allah serta diciptakan oleh-Nya. Menurut mereka, manusia memiliki kebebasan atas perbuatannya. Bahkan ada diantara mereka yang mengatakan bahwa Allah tidak mengetaui apa yang diperguat oleh manusia kecuali setelah terjadi. Mereka inipun sangat ekstrim dalam menetapkan kemampuan dan kehendak makhluk.

     Ketiga: mereka yang beriman, sehingga diberi petunjuk oleh Allah untuk menemukan kebenaran yang diperselisihkan. Mereka itu adalah Ahlussunnah Wal Jamaah. Dalam masalah ini mereka menempuh jalan tengah dengan berpijak di atas dalil syar'i dan dalil aqli. Mereka berpendapat bahwa perbuatan yang dijadikan Allah di alam semesta ini terbagi atas dua macam:

      Perbuatan yang dilakukan oleh Allah terhadap makhluk-Nya. Dalam hal ini tak ada kekuasaan dan pilihan bagi siapapun. Seperti turunnya hujan, tumbuhnya tanaaman, kehidupan, kematian, sakit, sehat dan banyak contoh lainnya yang dapat disaksikan pada makhluk Allah. Hal seperti ini, tentu saja tak ada kekuasaan dan kehendak bagi siapapun kecuali Allah yang maha Esa dam Kuasa.

     Perbuatan yang dilakukan oleh semua makhluk yanlg mempunyai kehendak. Perbuatan ini terjadi atas dasar keinginan dan kemauan pelakunya;  karena Allah menjadikannya untuk mereka. Sebagaimana firman Allah:

"Bagi siapa diantara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus". (At Takwir.28)

"Di antara kamu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghenandaki akhirat". (Ali Imron: 152)

"Maka barang siapa yang ingin (beriman) hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin (kafir)  biarlah ia kafier". <  Demikian sebagian uraian isi buku ini, untuk dapat melihat dan mengkaji lebih jauh isi buku ini silahkan anda. DOWNLOAD DI SINI
Baca Selengkapnya...

Selasa, 31 Januari 2012

Malam Pertama Di Alam Kubur - DR. Aidh Al Qarni

   Ada dua malam yang senantiasa dibayangkan setiap muslim:
   Pertama; sebuah malam ketika ia berada di rumahnya berama anak-anak dan keluarganya dalam keadaan bahagia, hidup berkecukupan, sehat dan sejahtera, dan tertawa riang bersama mereka.
     Kedua; sebuah malam setelah kematian menjemputnya. Yakni, setelah ia dimasukkan ke dalam liang kubur dan hari pertama ia tinggal di dalamnya.
     Mengenai malam kedua ini, seorang penyair Arab berkata:
     "Hari itu keberanjak dari tempat tidurku, karena ketenangan pergi meninggalkanku.
     Lalu, ia berkata: Lalu aku berjalan ke sana kemari, kemudian berpindah dari satu tempat tidur ke tempat tidur yang lain. Sungguh, malam itu aku sama sekali tidak bisa tidur karena memikirkan malam pertama di kubur. Sungguh, demi Allah..... Bagaimanakah keadaan malam pertama di kubur nanti? Ya.....!
     Pada hari itu seorang manusia di tempatkan di dalam sebuah lubang seorang diri tanpa teman, istri dan anak-anak, dan ia hanya akan ditemani oleh amalnya sendiri.
"Kemudian mereka dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum kepunyaan-Nya. Dan Dialah pembuat perhitungan yang paling cepat." (QS. aL-aN'AM; 62)
     Malam pertama di dalam kubur adalah malam di mana para ulama menangis, para pemimpin mengadu, dan para penyair meratap.
Malam pertama di liang kubur.....
     Syahdan, seorang yang shaleh tiba-tiba mengalami sakaratul maut karena sengatan ular. Pada saat itu ia tengah berada di perjalanan dan tinggal kepada ibunya, bapaknya, anak-anaknya dan saudara-saudaranya. Ia menyenandungkan sebuah kidung, yang ia lafalkan seiring dengan dengus nafas terakhirnya yang tersengal. Ya, kidung itu adalah kasidah Umm al-'Arabiyyah fi asy-Syi'r al-'Arab. Ia berkata sambil merangkak ke kuburnya;
"Alangkah menyedihkannya saat aku ditinggal sendirian:

     Tidur di dalam lubang setinggi dua batu nisan.
     Mereka berkata,"Jangan pergi!" Namun mereka menguburku.
Oh... tempat manakah yang lebih jauh dari tempatku ini?"
     Kemudian, orang itu menatap:
     Bagaimana aku meninggalkan anak-anakku dalam sekejap?"
     "Kenapa aku tidak bisa pamit pada kedua orang tuaku?"
     "Baginikah kehidupan berakhir? Beginikah aku pergi meninggalkan semuanya?"
     "Beginikah semua harta dan kekuatanku hilang seketika?"
     Sahabat-sahabatku dan orang-orang yang menguburkanku memohon kepadaku, "Jangan pergi! Ya Tuhan jangan pisahkan kami!"
     Tempat manakah yang lebih jauh dari tempatku?
     Tempat manakah yang lebih buruk dari tempat kembali ini?
     Tempat manakah yang lebih gelap dari tempat ini?
     Dapatkah Anda bayangkan semua ini????
untuk lebih lengkap isi buku ini silahkan anda download via 4shared
DOWNLOAD DI SINI
Baca Selengkapnya...

www.coretan-fileislam.blogspot.com

     SELAMAT DATANG DI SITUS File ISLAM.........
     Situs dengan alamat www.coretan-fileislam.blogspot.com mencoba menyajikan kutipan, dan koleksi buku dan artikel seputar dunia ISLAM yang bisa anda download dalam File ISLAM via 4shared, mediafire dll dari  coretan pena  karya para ulama baik tempo dulu seperti, Al Hafidz Ibnu Hajar, Ibnu Katsir, Hasan Al Banna, Ibnul Qoyyim, ataupun penulis-penulis Islam lainnya.Para pencari ilmu dan mereka yang masih membutuhkan bimbingan dan keingintahuan tentang islam dengan harapan dapat meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT  baik sekali membuka situs File ISLAM.
     File ISLAM tergolong baru, dan masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Bahkan File mengakui sepenuhnya masih berstatus pemula untuk masuk kedalam jajaran blogger, tapi bagi file ini adalah langkah baru dan sarana kreatifitas file yang suka baca dan akan terus belajar untuk pengembangan diri. Izin dan dukungan anda adalah kebahagiaan yang mampu mendorong file untuk terus belajar dan berbuat lebih baik dari hari kemarin.
      Kita secara fitrah selalu berada dalam keadaan bingung dan ragu. Namun, keraguan adalah suatu rangsangan yang dapat menimbulkan ilmu. Contohnya adalah ketika Nabi Ibrahim AS bertanya kepada Allah bagaimana orang mati dapat hidup kembali. Beliau ingin tahu, seperti sebagian dari kita yang sering secara rasional bertanya bagaimana suatu hal itu terjadi. Ibrahim bertanya hanya untuk meneguhkan keyakinan hatinya, kerena beliau adalah manusia biasa yang fitrahnya adalah mencari ilmu dan peneguhan.
     Keimanan adalah titik awal perjalanan menuju kebahagiaan batin. Tetapi, iman tanpa ilmu adalah kehampaan, bagaikan benih tanpa tanah, cahaya, dan air. Benih keimanan harus disandingkan dengan amal kebaikan. Dengan begitu, benih keimanan akan dapat menepis hawa nafsu, menghujamkan akar yang kokoh dalam hati, memperlancar pengetahuan, sehingga semua itu akhirnya membuahkan keakraban dengan pengetahuan tentang Realitas. Iman hanya dapat terwujud melalui amal saleh yang dilakukan secara ikhlas.
     Tanggung jawab ini terbeban dalam pundak kita. Jika seseorang bergerak menuju pengetahuan, maka yang akan beraih manfaatnya adalah dirinya sendiri; sedangkan jika ia tidak bergerak, maka ia akan tetap dalam kegelapan dan kebodohan.Tidak ada seorang pun yang akan mempertanggungjawabkan perbuatan orang lain. Kita memang memiliki kewajiban terhadap satu sama lain, namun kita tidak dapat mengendalikan atau bertanggung jawab atas kesalahan orang lain. Tanggung jawabs seseorang adalah kepada keikhlasan niatnya sendiri, di mana amalnya tidak dapat dipisahkan darinya.
     Akhir kata semoga bermanfaat khususnya untuk kami, terlebih-lebih untuk kita amiiiiin.
Wassallam
    
Baca Selengkapnya...

Coretan Tamu

CORETAN TAMU