Senin, 16 April 2012

Berusaha itu Ibadah


Berusaha itu Ibadah
Bismillahirohmanirohihm

Maha Suci Allah, hanya Engkau yang menghentikan dan membuka pintu rezeki bagi siapa yang dikehendaki. Sungguh Engkau Maha Kaya, Maha Pemberi Rezeki. Shollawat serta salam akan terus tercurah pada junjungan nabi akhirul zaman Rosulullah saw juga keluarga, para sahabat, dan pengikutnya hingga hari kiamat. Amma ba’du.

Semakin menjamurnya bisnis online dengan aneka bisnis dan keuntungan yang ditawarkan. Perlu kiranya berhati-hati dalam memilah pilih mana bisnis yang memberi manfaat untuk kita kedepan.  


Apa yang saya tulis ini adalah sebagai pembuka motivasi untuk diri pribadi, dan kamu yang kebingungan dengan setumpuk kemarahan terhadap rezeki yang seolah Allah tidak adil. Padahal Allah Maha Adil, Maha Kaya, dan memberikan rezeki seluas-luasnya ke semua makhluk ciptaanNya. Supaya terpacu hati kita, dan tubuhpun tergerak untuk mencari, mencari, dan mencari rezekiNya. Firman Allah swt:
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezeki kepada siapa yang Dia kehendaki dan menyempitkannya; sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya.(QS.Al Israa'(17): 30)

Dan Allah memberi rezeki kepada orang-orang yang dikehendaki-Nya tanpa batas.(QS.Al Baqarah(2): 212)

Dan Kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-keperluan hidup, dan (Kami menciptakan pula) makhluk-makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi rezeki kepadanya.(QS.Al Hijr(15) : 20)

Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).(QS.Ar Ra'd(13); 26)
Kekhawatiran terhadap rezeki seolah sudah menjadi sifat manusia pada umum. Jalan pintas Ikhtiar atau usaha mencari rezekipun dilakukan seperti: mencuri, merampok, korupsi, bahkan sekarang sudah banyak berikhtiar memudahkan rezeki dengan cara mensekutukan Allah seperti melalui dukun dan sebagainya. Naudzubillah.

Dalam Al Qur'an sudah sangat jelas disebutkan bahwa rezeki sudah diatur dan ditentukan kadarnya kepada semua makhluknya. Diluaskan atau disempitkan rezekinya adalah hak Sang Pemberi Rezeki dan kita tugasnya hanya mencari dengan berusaha secara halal karena itu ibadah. Rasulullah saw bersabda:
Mencari rezeki yang halal adalah wajib sesudah menunaikan yang fardhu (seperti shalat, puasa, dll). (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)
Rezeki harus dicari dan berusaha untuk mendapatkannya. Bukan diam seperti patung menunggu hujan emas. Terkadang kepayahan dan kelelahan sudah terkuras dari tubuh, sementara hasil yang didapat tidak memadai dengan kebutuhan hidup.

Tidak disadari mata melihat seseorang dengan setumpuk kekayaan, emas berkilo-kilo melingkari lengan, mobil super mewah melintas cepat timbul rasa iri dan hati pun berkata. Enak yah hidup mereka, Tuhan gak adil, kenapa hidup kita gak kayak mereka, apes dah rezeki gue dan ucapan gerutu lainnya. Perasaan iri dan dengkipun merasuki kepala. Jangan begitu? Rasulullah bersabda:
Sesungguhnya Allah suka kepada hamba yang berkarya dan terampil (professional atau ahli). Barangsiapa bersusah-payah mencari nafkah untuk keluarganya maka dia serupa dengan seorang mujahid di jalan Allah Azza wajalla. (HR. Ahmad)

Barangsiapa pada malam hari merasakan kelelahan dari upaya ketrampilan kedua tangannya pada siang hari maka pada malam itu ia diampuni oleh Allah. (HR. Ahmad)

Sesungguhnya di antara dosa-dosa ada yang tidak bisa dihapus (ditebus) dengan pahala shalat, sedekah atau haji namun hanya dapat ditebus dengan kesusah-payahan dalam mencari nafkah. (HR. Ath-Thabrani)

Sesungguhnya Allah Ta'ala senang melihat hambaNya bersusah payah (lelah) dalam mencari rezeki yang halal. (HR. Ad-Dailami)
Adapun hasilnya baik sedikit ataupun banyak, melimpah ataupun apes, nol besar ataupun luar biasa semuanya bergantung sepenuhnya kepada Sang Maha Pemberi Rezeki. Kesabaran dan tidak berputus asa adalah kunci motivasi dalam berikhtiar untuk terus mencari rezeki.
Sabar adalah separo iman dan keyakinan adalah seluruh keimanan. (HR. Ath-Thabrani dan Al-Baihaqi)

Tidak ada suatu rezeki yang Allah berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar. (HR. Al Hakim)

Sebaik-baik mata pencaharian ialah hasil keterampilan tangan seorang buruh apabila dia jujur (ikhlas). (HR. Ahmad)
Saya tidak berpanjang lebar membuat tulisan ini. Paling tidak inti dari permasalahan Rezeki sudah saya sampaikan. Kemudian tingkat kesahihan hadist yang saya tulis adalah sahih dan hasan sahih. Semoga apa yang tertuang dalam tulisan ini tidak menjadikan malas untuk bekerja tapi sebaliknya termotivasi untuk terus berikhtiar. Amin..

Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Coretan Tamu

CORETAN TAMU